jadilah nomer 1

jadilah nomer 1

Arsip Blog

21 Desember 2008

APAKAH AIDS ?

  • Penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh.
  • Virus penyebab AIDS adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus)
  • Penderita AIDS yang meninggal, bukan semata-mata disebabkan oleh virus AIDS, tetapi juga oleh penyakit lain yang sebenarnya bisa ditolak, seandainya sistem kekebalan tubuh tidak rusak oleh virus AIDS.

BAGAIMANA AIDS MENULAR ?

  • 75-85 % Penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10 % diantaranya melalui hubungan homoseksual)
  • 5-10 % akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik)
  • 3-5 % melalui transfusi darah yang tercemar
  • 90 % infeksi pada bayi dan anak terjadi dari Ibu yang mengidap HIV
  • 25-35 % bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV

GEJALA AIDS

  • Rasa lelah berkepanjangan
  • Sesak nafas dan batuk berkepanjangan
  • Berat badan turun secara menyolok
  • Pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab yang jelas
  • Bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit)
  • Sering demam (lebih dari 38 °C) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas
  • Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas

SIAPA KELOMPOK RESIKO TINGGI ?


Siapa saja yang memiliki perilaku seksual berganti-ganti pasangan


BAGAIMANA MENCEGAH AIDS

  • Tidak berganti-ganti pasangan seksual
  • Pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan terhadap penggunaan jarum suntik yang diulang
  • Dengan formula A-B-C
    • ABSTINENSIA artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
    • BE FAITHFUL artinya jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja
    • CONDOM artinya pencegahan dengan menggunakan kondom

source :
http://www.petra.ac.id/science/aids/aids.htm


Langkah-langkah menghilangkan virus komputer

Beberapa tahun belakangan banyak bermunculan virus-virus yang mulai merepotkan masyarakat pengguna komputer. Kalau dahulu pengguna internet saja yang dipusingkan oleh virus karena penyebarannya yang masih terbatas melalui email dan jaringan. Seiring perkembangan teknologi maka perangkat mobile teknologi informasi juga berkembang. Saat ini hampir tiap pengguna komputer pasti memiliki flash disk yang merupakan media penyimpanan data yang sangat portable dan mudah digunakan karena sifatnya seperti disket namun dengan kapasitas besar dan tidak mudah rusak. Namun kepopuleran flash disk di pengguna komputer memancing para pembuat virus untuk membuat virus yang menyebar melalui media penyimpanan ini. Hal ini membuat para pengguna yang kurang paham komputer terkadang tertipu karena menjalankan virus yang disangkanya adalah file lain seperti file dokumen Microsoft Word, Folder, atau bentuk file lainnya. Padahal yang sedang dibuka adalah program virus yang memiliki icon sama dengan file-file tersebut.

Tidak perlu membahas terlalu panjang sejarah kemunculan virus ini, namun buat pengguna yang sudah terkena virus maka sebenarnya langkah pembasmian virus-virus tersebut hampir sama. Biasanya masyarakat umum yang tidak memiliki akses internet di komputernya akan lebih mudah terkena virus karena antivirus yang tidak up to date sehingga antivirus miliknya tidak mengenali virus-virus baru. Ada beberapa cara menghilangkan virus dari komputer anda bila sudah terlanjur terinfeksi virus ini. Teknik-teknik berikut dibahas pada sistem operasi Windows XP karena OS inilah yang paling umum terinfeksi dan paling banyak digunakan. Berikut adalah teknik teknik tersebut:

Menghapus dengan antivirus di komputer lain

Dengan melepaskan hardisk komputer yang telah terinfeksi virus kemudian dipasangkan ke komputer lain yang memilki antivirus yang terbaru atau setidaknya mampu mengenali virus di sistem yang telah terinfeksi. Lakukan full scanning pada hardisk sistem yang terinfeksi dan hapus semua virus yang ditemukan. Setelah selesai hardisk tersebut sudah dapat dipasang kembali dikomputer dan jalankan sistem seperti biasa. Lakukan pemeriksaan kembali apakah komputer masih menunjukkan gejala yang sama saat terkena virus. Cara ini ampuh membersihkan virus sepanjang antivirus di komputer lain tersebut dapat mengenali dan menghapus virus di hardisk yang terinfeksi. Namun virus masih meninggalkan jejak berupa autorun atau startup yang tidak berfungsi. Jejak ini terkadang memunculkan pesan error yang tidak berbahaya namun mungkin sedikit mengganggu.

Menghapus dengan sistem operasi lain

Pada laptop atau komputer yang tidak dapat dilepas harddisknya maka cara lain adalah menjalankan sistem operasi lain yang tidak terinfeksi virus dan melakukan full scan terhadap seluruh harddisk. Biasanya ada beberpa pengguna yang menggunakan dual OS seperti Linux dan Windows atau Windows XP dan Windows Vista dsb. Selain itu bisa juga menggunakan LiveCD atau OS Portable seperti Knoopix dan Windows PE ( Windows yang telah diminimazed dan dapat dibooting dari media penyimpanan portable seperti flash disk atau CD.) lalu lakukan full scanning dengan antivirus terbaru. Efektifnya sama dengan menghapus virus dengan antivirus di komputer lain contoh diatas. Virus terkadang masih meninggalkan jejak tidak berbahaya.

Menghapus secara manual

Bila anda kesulitan melakukan hal diatas masih ada cara lain yaitu dengan cara manual. Langkah-langkah tersebut adalah:

  1. Matikan process yang dijalankan oleh virus. Virus yang aktif pasti memiliki process yang berjalan pada sistem. Process ini biasanya memantau aktifitas sistem dan melakukan aksinya bila ada kejadian tertentu yang dikenali virus tersebut. Contohnya pada saat kita memasang flash disk, process virus akan mengenali aksi tersebut dan menginfeksi flash disk dengan virus yang sama. Proses ini harusnya bisa dilihat dari task manager yang bisa diaktifkan dengan tombol Ctrl + Alt + Del namun terkadang virus akan memblokir aksi ini dengan melakukan log off, menutup window Task Manager, atau restart sistem. Cara lain adalah menggunakan tool lain untuk melihat dan mematikan proses virus. Saya biasa menggunakan Process Explorer dari http://www.sysinternals.com/ . Dengan tool ini anda bisa mematikan process yang dianggap virus. Pada saat mematikan proses milik virus perlu diperhatikan terkadang proses milik virus terdiri atas lebih dari 1 proses yang saling memantau. Bila 1 proses dimatikan maka proses tsb akan dihidupkan lagi dengan proses lainnya. Karena itu mematikan process virus harus dengan cepat sebelum proses yang dimatikan dihidupkan lagi oleh proses lainnya. Kenali terlebih dahulu proses yang dianggap virus lalu matikan semuanya dengan cepat. Biasanya virus menyamar menyerupai proses windows tapi tentu ada bedanya seperti IExplorer.exe yang meniru Explorer.exe. Berikut adalah proses windows yang bisa dijadikan referensi proses yang dikategorikan aman:
    C:\WINDOWS\system32\smss.exe
    C:\WINDOWS\system32\csrss.exe
    C:\WINDOWS\system32\winlogon.exe
    C:\WINDOWS\system32\services.exe
    C:\WINDOWS\system32\svchost.exe
    C:\WINDOWS\system32\lsass.exe
    C:\WINDOWS\Explorer.exe

    Selain process explorer anda bisa menggunakan tools lainnya yang mungkin lebih mudah dan bisa menghapus process sekaligus. Contoh lain adalah HijackFree. Anda bisa mencari di google tools sejenis.

  2. Setelah proses mematikan virus berhasil lakukan pengembalian nilai default parameter sistem yang digunakan virus untuk mengaktifkan dirinya dan memblokir usaha menghapus dirinya. Parameter tersebut berada pada registry windows yang bisa di reset dengan nilai defaultnya. Simpan file berikut dengan nama apa saja dengan extention file .reg. Kemudian eksekusi file tersebut dengan mengklik 2 kali. Bila ada konfirmasi anda bisa menjawab Yes/Ok. Berikut file registry tersebut:
    Windows Registry Editor Version 5.00
    [HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced]
    "Hidden"=dword:00000000
    "SuperHidden"=dword:00000000
    "ShowSuperHidden"=dword:00000000

    [HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\ControlSet001\Control\SafeBoot]
    "AlternateShell"="Cmd.exe"
    [HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\ControlSet002\Control\SafeBoot]
    "AlternateShell"="Cmd.exe"
    [HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Control\SafeBoot]
    "AlternateShell"="Cmd.exe"

    [HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\Winlogon]
    "Shell"="Explorer.exe"
    "Userinit"="C:\WINDOWS\system32\userinit.exe,"

    [HKEY_CLASSES_ROOT\regfile\shell\open\command]
    @="regedit.exe \"%1\""

    [HKEY_CLASSES_ROOT\scrfile\shell\open\command]
    @="\"%1\" %*"

    [HKEY_CLASSES_ROOT\piffile\shell\open\command]
    @="\"%1\" %*"
    [HKEY_CLASSES_ROOT\comfile\shell\open\command]
    @="\"%1\" %*"
    [HKEY_CLASSES_ROOT\exefile\shell\open\command]
    @="\"%1\" %*"

    File registry diatas akan membuka blokir regedit, mencegah virus mencangkokkan dirinya pada sistem, dan reset parameter lain untuk mencegah virus jalan lagi.

  3. Setelah proses virus dimatikan dan parameter sistem di reset. Cegah virus aktif kembali dengan menghapus entry virus pada autorun dan startup Windows. Bisa menggunakan tool bawaan windows MSConfig atau mengedit langsung pada registry dengan Regedit. Untuk lebih mudahnya gunakan tools pihak ketiga seperti autoruns dari http://www.sysinternals.com untuk menghapus entry autorun dan startup milik virus tsb. Jangan lupa periksa folder StartUp pada menu Start Menu -> Programs -> Startup dan pastikan tidak ada entry virus tsb.
  4. Download antivirus terbaru dan lakukan full scanning pada sistem agar antivirus memeriksa keseluruhan sistem dan menghapus semua virus yang ditemukan. Saya menyarankan avira yang bisa didownload dari http://www.free-av.com karena sifatnya free dan scanner virus yang sama tangguhnya dengan antivirus komersil seperti Symantec atau Kaspersky.
  5. Sebelum restart pastikan anda tidak melewatkan virus baik dari proces atau autorun dan startup sistem. Karena bila tidak maka pada saat restart maka sistem akan kembali seperti pada saat terinfeksi virus dan sia-sia semua langkah yang anda lakukan sebelumnya.
  6. Setelah restart periksa kembali komputer anda dan perhatikan apakah gejala yang muncul pada saat komputer terinfeksi masih ada atau tidak. Bila ada maka anda terlewat beberpa autorun virus atau reset parameter sistem diatas tidak berhasil. Lakukan langkah diatas dan periksa lebih cermat tiap langkah anda sebelum melakukan restart sistem.

Itulah langkah-langkah penghapusan virus pada sistem Windows XP. Untuk mencegah virus datang kembali sebaiknya anda rajin update antivirus atau memasang aplikasi pencegah seperti WinPooch atau Comodo Firewall yang akan memperingatkan pengguna bila ada program lain yang akan memodifikasi sistem. Jadi walaupun virus tersebut tidak dikenali akan tetapi sebelum masuk maka pengguna akan diperingatkan oleh aplikasi pencegah. Bila anda mengenali program yang hendak mengakses sistem anda maka anda bisa mengijinkan akses tersebut namun bila tidak sebaiknya tolak dan blokir akses tersebut karena ada kemungkinan program tersebut adalah virus.

Berhati-hati pada saat membuka flash disk. Jangan membuka flash disk dengan klik 2 kali. Buka dengan klik kanan lalu pilih menu Open agar fitur autoplay pada flash disk tidak menjalankan virus secara ototmatis. Jangan lupa perhatikan file yang anda buka. Walaupun iconnya sama perhatikan bahwa file yang anda buka buka tipe application atau program. Pastikan file word adalah betul-betul word dan folder betul-betul folder bisa dengan melihat detail atau properties dari file tsb. Semoga artikel ini membantu dan mencegah anda terinfeksi virus komputer.

source : http://www.thinkrooms.com/2008/02/03/langkah-langkah-menghilangkan-virus-komputer/

16 Desember 2008

Waspadai Peningkatan Epidemik Penyakit Akibat Global Warming

Jakarta - Berbagai penyakit, baik infeksi maupun penyakit menular berpotensi meningkat akibat pengaruh kenaikan suhu bumi atau global warming. Indonesia perlu mewaspadainya.

Sebagai negara tropis Indonesia akan mengalami peningkatan berbagai penyakit seperti malaria, diare, flu burung, sampai penyakit akibat pencemaran lingkungan.

"Peningkatan suhu bumi memiliki dampak terhadap kesehatan penduduk bumi. Dampaknya bisa langsung atau tidak langsung," ungkap guru besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Umar Fahmi Ahmadi.

Umar menyampaikannya dalam diskusi di kantor PB Ikatan Dokter Indonesia, Jl GSSY Ratulangi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2007).

Menurut Umar, peningkatan suhu bumi disebabkan tiga faktor, yaitu jumlah manusia yang terus bertambah, semakin majunya masyarakat dalam mengkonsumsi energi, serta efek rumah kaca (greenhouse gases effect). Sedangkan, dampak pada kesehatan bisa dirasakan langsung dan tidak langsung.

Dampak langsung, yaitu perubahan iklim seperti gelombang panas dan musim dingin yang ekstrim. Gelombang panas dapat membuat jantung berpacu lebih keras guna mendinginkan tubuh yang bisa menyebabkan kematian. "Sebab suhu nyaman bagi manusia sekitar 20 sampai 25 derajat celsius," katanya.

Dampak langsung lainnya, kata dia, peningkatan kasus Asthma serta kanker kulit.

Sementara dampak tidak langsung, lanjut Umar, adanya perubahan penyakit yang ditularkan nyamuk atau vector borne diseases. Hal ini disebabkan perubahan bionomik nyamuk. Misalnya, nyamuk Anopheles, penular malaria yang hidup di atas 15 derajat celsius, dengan peningkatan suhu atau kelembaban suhu, prilakunya akan semakin beringas untuk melakukan perkawinan.

"Biasanya sehabis mengadakan perkawinan, prilaku atau keinginan menggigit manusia atau binatang semakin meningkat juga," ujarnya.

Dijelaskan Umar, nyamuk-nyamuk ini akan bermigrasi ke wilayah yang lebih tinggi atau di negara subtropis, di mana. Suhu 20 hingga 30 derajat Celsius dengan
kelembaban di atas 60 persen merupakan suhu ideal bagi kehidupan nyamuk.

Menular 2 Kali Lipat

Diperkirakan, bila suhu meningkat 3 derajat celsius pada tahun 2100, maka akan terjadi peningkatan proses penularan penyakit yang ditularkan nyamuk sebanyak dua kali lipat. Misalnya, malaria, demam berdarah dengue, chikungunya, radang otak, filariasis, Avian Influenza, SARS, west nile virus dan hantaman virus. Penyakit ini diduga akan meningkat penularannya ke sejumlah negara subtropik.

Belum lagi bila pemanasan global ini menyebabkan bencana banjir, yang akan meningkatnya sejumlah penyakit akibat dibawa air seperti kolera, diare,
typhoid, parasit, atau leptospirosis.

Belum lagi berbagai penyakit tidak menular yang diakibatkan pencemaran lingkungan bahan toksin.

Untuk itulah, menurut Umar, sudah menjadi keharusan bagi semua pihak dalam berpartisipasi mencegah global warming.

Pemerintah perlu membuat perencanaan strategis yang bisa memberi pencegahan atau meminimalisir dampak pemanasan global dari aspek kesehatan masyarakat.

Umar menambahkan, dengan menggunakan teori simpul, manusia bisa melakukan pengurangan dampak pada simpul-simpul patogenises kejadian penyakit, yaitu
di lingkungan sekitar manusia dan manusianya itu sendiri.

Diakuinya, ada beberapa penyakit menular, seperti malaria yang bisa dikendalikan, tapi ada penyakit lainnya yang belum memiliki teknik diagnostik dan pengobatannya sangat sulit.

"Upaya preventif dan promotif pada area penyakit tidak menular seringkali dianggap bukan wewenang sektor kesehatan. Jadi diperlukan alokasi sumber
daya sektor kesehatan untuk menciptakan lingkungan yang sehat," katanya.

warning !

Satu Miliar Orang Akan Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Global Warming


London - Sedikitnya satu miliar orang menghadapi risiko kehilangan tempat tinggal mereka selama empat dasawarsa mendatang akibat konflik dan bencana alam yang akan bertambah parah dengan pemanasan global (global warming), demikian peringatan sebuah badan bantuan, Senin.

Dalam laporannya, Christian Aid, yang berpusat di Inggris, menyatakan negara di seluruh dunia, terutama negara paling miskin, sekarang menghadapi perpindahan penduduk terbesar karena terpaksa -- kondisi yang akan membuat pengungsian akibat Perang Dunia II jadi tak berarti.

Dalam apa yang saat itu menjadi "pengungsian penduduk terbesar dalam sejarah modern", katanya, 66 juta orang kehilangan tempat tinggal di seluruh Eropa sampai Mei 1945, selain beberapa juta orang lagi di China.

Kini, sebanyak 163 juta orang di seluruh dunia telah kehilangan tempat tinggal akibat berbagai faktor seperti konflik, kemarau dan banjir serta proyek pembangunan ekonomi seperti bendungan, pembalakan dan perkebunan gandum, katanya.

"Kami percaya bahwa migrasi terpaksa sekarang menjadi ancaman paling mendesak yang dihadapi rakyat miskin di dunia berkembang," kata John Davison, penulis "Human Tide: the real migration crisis".

Meskipun jumlah tersebut sudah "sangat tinggi", laporan tersebut memperingatkan bahwa "pada masa depan, perubahan iklim akan mendorongnya jadi lebih banyak lagi".

"Kami memperkirakan bahwa selama beberapa tahun antara sekarang dan 2050, sebanyak satu miliar orang akan kehilangan tempat tinggal mereka", demikian antara lain isi laporan setebal 52 halaman itu, seperti dikutip AFP.

Jumlah tersebut meliputi 645 juta orang yang bermigrasi akibat proyek pembangunan, dan 250 juta orang karena fenomena seperti pemanasan global seperti banjir, kemarau dan kelaparan, katanya.

Konflik di wilayah Darfur, Sudan barat, yang telah membuat lebih dari dua juta orang kehilangan tempat tinggal, katanya, bukan hanya dipicu oleh kekuatan politik tapi juga disebabkan oleh persaingan untuk memperoleh lahan untuk menggembalakan ternak serta air, yang kian langka.

"Para ahli keamanan khawatir bahwa migrasi baru ini akan menyulut konflik yang tak pernah terjadi sebelumnya dan memicu masalah baru di berbagai daerah di dunia --terutama di negara paling miskin -- tempat sumber daya alam paling langka," kata satu pernyataan yang menyertai laporan itu.

"Satu dunia dengan banyak Darfur kian menjadi mimpi buruk," katanya.

Masalahnya makin mengkhawatirkan sementara mereka yang kehilangan tempat tinggal di negara mereka sendiri tak memiliki hak berdasarkan hukum internasional dan tak mempunyai suara resmi, katanya.

Laporan tersebut juga mengutip kajian kasus di Kolombia, Mali dan Myanmar, yang dulu bernama Burma, sebagai kasus utama keprihatinan.

Sementara jutaan orang telah menyelamatkan diri dari perang saudara antara kelompok paramiliter dan gerilyawan dalam 20 tahun terakhir, katanya, rakyat Kolombia sekarang menyaksikan banyak lahan diambil oleh anggota paramiliter yang berubah jadi pengusaha dan membuat kebun kelapa sawit serta kebun lain.

Di Myanmar, katanya, kelompok etnik minoritas seperti Karen telah menderita akibat beberapa dasawarsa kerusuhan, pengungsian dan penghukuman hanya untuk menyaksikan penguasa militer sekarang menggunakan lahan yang dibersihkan untuk membuat bendungan, pembalakan dan kebun kelapa sawit.

Perubahan cuaca, katanya, akan mendorong pertumbuhan perkebunan penghasil gandum sementara negara kaya meningkatkan permintaan akan bahan bakar bio dalam upaya mengurangi buangan karbon dioksida ke atmosfir.

"Di Mali, ancaman akibat perubahan iklim lebih membayang lagi," katanya.

Hasil pertanian telah merosot tajam sementara curah hujan berkurang dan tak beraturan, sehingga petani terpaksa meninggalkan lahan mereka agar mereka dapat menghidupi keluarga mereka.

Christian Aid, yang dibentuk untuk membantu pengungsi akibat Perang Dunia II, menyiarkan laporan tersebut untuk memperingati 50 tahun pengumpulan dana dari rumah-ke-rumah di Inggris.

Badan itu berharap dapat mengumpulkan 15,5 juta poundsterling (22,72 juta euro, atau 30,7 juta dolar AS). (*)